Oleh : Bayu, M.Pd
Rendah hati hanyalah kata yang mungkin sudah jarang dimiliki orang di dunia, karena zaman sekarang ini banyak sekali orang yang bangga dengan kelebihan yang dimilikinya, misalnya arogansi kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki, serta memamerkan kehebatan yang dimilikinya yang sangat bertolak belakang dengan sifat rendah hati.
Rendah hati artinya sifat pribadi yang bijak pada seseorang, dapat memposisikan sama antara dirinya dengan orang lain, merasa tidak lebih pintar, baik, mahir, serta tidak merasa lebih tinggi atau mulia, juga dapat menghargai orang dengan tulus.
Kerendahan hati itu sifat yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang karena rendah hati merupakan salah satu indikator dari tingginya kecerdasan spiritual dari seseorang. Karena seseorang belum dapat mencapai kedamaian dengan dirinya, jika tidak bisa menunjukan sikap atau karakter rendah hati dalam dirinya.
Pribadi yang mempunyai sifat rendah hati biasanya memandang bahwa orang lain sama sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki keunikan dan keistimewaan masing-masing, jadi dia akan senantiasa membuat orang lain merasa penting dalam kehidupannya.
Karena sesungguhnya setiap pribadi memiliki keistimewaan masing-masing dan setiap orang juga adalah special, unik, serta berhak untuk dihargai. Setiap manusia di dunia ini adalah pribadi yang harus diperlakukan khusus dan tidak untuk dibeda-bedakan, kerana manusia juga adalah makhluk yang sangat sensitif.
Untuk menyakinkan agar tidak meragukan hal ini, coba lihat diri sendiri dan perhatikan betapa mudahnya kita merasa tersakiti atau tersinggung. Ciri orang yang rendah hati mereka akan berusaha bahagiakan hati setiap orang dengan tulus. Misalnya jika seorang bapak yang rendah hati, maka keluarganya akan menghormatinya dengan tulus dan jika seorang ibu yang rendah hati, maka tentu anak-anaknya akan senantiasa merindukannya. Termasuk jika seorang pemimpin yang rendah hati, tentu akan menginspirasi hati dari seluruh rakyatnya.
Untuk itu mari kita belajar untuk rendah hati untuk mendapatkan kebahagian dan kedamaian dalam jiwa yang seutuhnya, dengan cara mengagumi dan mengapresiasi kelebihan orang-orang yang ada didekat kita yang tidak kita miliki.
(Penulis adalah Dosen Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas)