KSO Khatulistiwa Bangun Ekosistem Digital Dukung Pertumbuhan Ekonomi Kalbar

oleh

 

SINGKAWANG-Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo RI, menggelar kegiatan Joint Event KSO Khatulistiwa di Kantor Wali Kota Singkawang selama dua hari yang mulai dilaksanakan pada Rabu dan Kamis.

kegiatan yang berkolaborasi dengan Trans Hybrid Communication (THC) ini mengangkat tema, Konektivitas Khatulistiwa Membangun Ekosistem Digital untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Barat.

Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha Kemenkomimfo RI, Ade Dimijanty Sirait mengatakan, dibentuknya kerjasama operasional antara pemerintah dengan pihak THC dalam rangka menyediakan layanan internet yang terbaik.

Ade berharap kerjasama operasional ini dapat membawa perubahan lebih baik untuk Kalimantan Barat, khususnya Kota Singkawang.

“Kami menyadari bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh sebab itu, kami butuh mitra. Dalam konteks ini, kami punya kerjasama operasional dengan THC yang sasarannya untuk menyediakan internet yang terbaik kepada rekan-rekan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, Ade sempat memperkenalkan kembali Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) yang baru-baru ini diluncurkan di Cape Canaveral, Florida.

Satelit buatan Thales Alenia Space, Prancis tahun 2020 itu berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) berkapasitas 150 gigabite per detik (Gbps) dengan frekuensi Ka-Band. Tidak heran satelit SATRIA-1 dinobatkan sebagai satelit terbesar di Asia dan kelima di dunia.

“Pemerintah melalui Kemkominfo tidak hanya meluncurkan SATRIA, kita juga sudah membangun BTS untuk layanan cellular 4G untuk area yang blank spot. Area-area yang memang tidak visible secara komersial. Sebelumnya sudah ada 17.000 titik akses internet di seluruh Indonesia yang juga melayani tempat-tempat yang tidak terlayani secara komersial,” ungkapnya.

“Joint event kita hari ini dengan judul yang dimaksud, kita mau fokus untuk Palapa Ring. Sudah disebutkan bahwa Palapa Ring Barat yaitu project 2 itu punya landing station di Kota Singkawang. Jadi, betapa istimewanya kota ini sehingga ditentukan sebagai salah satu landing station,” sambungnya.

Kedepan, Ade juga berharap akan terbuka peluang kerjasama baru baik kerjasama transaksional maupun kerjasama pemanfaatan aset. Pihaknya juga mengundang kerjasama dari BUMDes demi mendukung kemandirian ekonomi desa.

“Teman-teman komersial mungkin belum berkenan hadir karena tidak visible secara komersial. Mungkin BEP (Break Event Point) atau titik impas untung-ruginya kelamaan. Tapi, kami butuh teman-teman dari Internet Service Provider (ISP) ataupun Network Access Protection (NAP) bisa kerjasama transaksional maupun kerjasama pemanfaatan aset. Semoga ada keberlanjutan dari acara ini,” harapnya.

Ia menambahkan, BAKTI Kominfo RI memiliki layanan Palapa Ring yang terbagi menjadi 3 paket, yaitu Palapa Ring paket Barat, Palapa Ring paket Tengah dan Palapa Ring paket Timur.

“Proyek Palapa Ring bertujuan untuk menghadirkan konektivitas pada 57 daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) di Indonesia melalui jaringan Optik Fiber (Fiber Optic) dan Saluran Radio Gelombang Mikro,” tutup Ade.(uf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.